Hari Anak Nasional

Hari Anak Nasional 2009

23 Juli merupakan hari anak nasional yang selalu diperingati dan diisi dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan anak. LBH APIK NTB sebagai salah satu lembaga yang konsen terhadap permasalahan anak menyelenggarakan pentas seni dan dialog publik dengan tema : Dampak pernikahan dini bagi kesehatan reproduksi, yang juga menyinggung budaya “merarik” yang keliru dalam inplementasinya di masyarakat. acara yang bertempat di Gedung Graha Bhakti Praja kolplek kantor Gubernur NTB ini berlangsung meriah dan di hadiri 500 an peserta terdiri dari kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, Aparat Penegak Hukum, mahasiswa, siswa, guru, LSM dan unsur pemerintahan yang berasal dari seluruh pulau Lombok. Acara di buka oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH. M. Zainul Majdi, MA yang sekaligus membuka acara secara resmi.

Dalam sambutannya TGH. Zainul Majdi, MA menyatakan :”merarik belakangan ini merupakan persolan yang banyak disoroti. Mengapa? karena menurut Gubernur, disatu sisi merupakan hukum yang hidup di masyarakat Sasak, namun disisi lain ada yang bertentangan dengan Undang-Undang dan perkembangan zaman.” hal ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkebangan masyarakat”. Karena menimbulkan berbagai macam permasalahan baru yang sulit kita atasi bersama, maka semua pihak harus dapat mendorong kesadaran semua dan mencapai kesepakatan meminimalisasi terjadinya kasus pernikahan di bawah umur. Lanjut Gubernur, membicarakan permasalahan merarik adalah suatu hal yang pantas untuk dibicarakan , bukan hal yang sifatnya tabu, tentu tidak dalam rangka mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.
Karenanya apa yang menjadi gawe dari LBH APIK NTB adalah suatu hal yang wajar dalam rangka untuk mencari solusi terkait dengan berbagai persolan yang terjadi dimasyarakat, khususnya terkait dengan persoalan anak, jika melakukan perkawinan dibawah umur. Sebab, bicara soal anak sangat kompleks, sehingga di perlukan dialog guna penyelesaian masalahnya. Tentu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan cara-cara yang simpatik dan elegan. Kita bisa merubah semua, yang tidak bisa di rubah hanya al-Qur’an dan hadist.
Selain dialog publik yang menghadirkan 2 orang narasumber yaitu : Bapak dr. Soesbandoro (kesehatan reproduksi) dan DR. Idrus Abdullah, SH, Magister (hukum dan perundang-undangan) juga menghadirkan gelar pentas seni yaitu tari rudat, puisi, dance dan Shalawat. Acar ini sebagai bentuk perhatian LBH APIK NTB terhadap tumbuh kembang anak yang harus didapatkan oleh anak.
Sementara Beauty Erawati, SH, MH dalam laporan sebagai ketua panitia menyatakan : “Tokoh adat belum sepaham dengan LBH APIK NTB. “kita tidak ada niat sama sekali untuk merusak adat, justru kita mau meluruskan adat yang benar karena dalam praktiknya sudah banyak yang menyimpang, imbuhnya.
Dalam kesempatan ini sedianya kita akan mengadakan dialog publik dengan tema :"Selarian (merarik) Dalam Kontroversi" di tinjau dari segi adat, hukum dan kesehatan. Akan tetapi karena banyak kalangan yang tidak setuju dengan tema yang di angkat, maka acara tersebut urung dilaknasakan. Kita harus faham bahwa hal-hal seperti ini (merarik) bukan hal yang tabu untuk dibahas, kita ingin bahwa persoalan yang ditimbulkan dengan mengatasnamakan merarik sangat meresahkan orang tua, misalnya terjadi perkosaan dll yang tidak diinginkan. Untuk itu diperlukan kepedulian kita bersama terutama tokoh adat untuk meluruskan praktik selarian dan merarik yang sebenarnya sesuai dengan adat yang berlaku di Lombok khususnya.
Semoga ke depan, tidak lagi anak menjadi korban………

Baca Selengkapnya ...